Clurit adalah pengembangan dari arit, yang dikembangkan oleh masyarakat madura, Clurit diyakini berasal dari legenda pak Sakera / Sakerah, seorang mandor tebu dari Pasuruan yang menjadi salah satu tokoh perlawanan terhadap penjajahan belanda. Beliau dikenal tak pernah meninggalkan celurit dan selalu membawa / mengenakannya dalam aktifitas sehari- hari, dimana saat itu digunakan sebagai alat pertanian / perkebunan. Beliau berasal dari kalangan santri dan seorang muslim yang taat menjalankan agama Islam. Pak sakera melakukan perlawanan atas penidasan penjajah,Setelah Pak Sakerah tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur. Beliau dimakamkan di Kota Bangil. Atau tepatnya di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil.
Tindakan penjajah tersebut memimbulkan kemarahan orang-orang madura, dan mulai berani melakukan perlawanan pada penjajah dengan senjata andalan meraka adalah celurit. Sehingga celurit mulai beralih fungsi menjadi simbol perlawanan, simbol harga diri serta strata sosial.
Berdasarkan bentuk bilahnya, celurit dapat dibedakan menjadi clurit kembang turi dan clurit wulu pitik/bulu ayam
Dilihat dari arah ketajaman clurit, ada beda clurit dg arit dari sisi penggunaan, sebagian besar bentuk arit atau sabit mempunyai curvatur lain yang landai ke bawah untuk keperluan memotong rumput se-maksimal mungkin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar